Struggle For The Teacher Fredom

PENDIDIKAN, SEBUAH ARENA PEMBEBASAN MANUSIA

18/10/2010 20:24

Oleh : Asmarahadi

PENDIDIKAN????

Pendidikan adalah usaha sadar dan terus menerus oleh manusia dalam menyelaraskan kepribadiannya dengan keyakinan dan nilai-nilai yang beredar dan berlaku dalam masyarakat berikut kebudayaannya.
Bertrand Russell menyatakan bahwa ciri pendidikan ada pada nilai-nilai kejujuran dan keberanian. Seperti tertuang dalam pernyataannya: “Pendidikan dimaksudkan supaya manusia mencerminkan lingkungannya dengan tepat lewat pengetahuan yang diperoleh dengan kecerdasan supaya ia melibatkan diri secara emosional dengan cinta, keramahan, dan keadilan pada sesama. Akhirnya, supaya ia mengembangkan kehendak dan kemampuannya untuk memperoleh proyek-proyek kemanusiaan dan tidak mengalami kendala chauvinisme sempit”.
Pendidikan, dengan demikian merupakan kata kunci masa depan. Hanya saja, pendidikan seperti apakah yang dapat mendobrak pintu kebinasaan?
Pendidikan sebagai arena pembebasan manusia diperkenalkan pertama kali (paling tidak, kepada saya) oleh Paulo Freire, seorang pedagog asal Brazil. Dalam tulisannya, Freire mengatakan :
“Pendidikan harus menjadi arena pembebasan manusia sehingga mengantar orang menemukan dirinya sendiri, untuk kemudian menghadapi realitas sekitarnya dengan kritis dan mengubah dunia secara kreatif (Freire,1991).
Paulo Freire mengintrodusir metode pendidikan yang disebut dengan ‘pendidikan dialogis’. Pada metode dialogis unsur dialog sangat penting. Terdapat suatu dinamika dialektik antara pendidik dengan anak didik (Freire,1991:80). Penekanannya adalah dengan menyadarkan pendidik dan anak didik agar dapat berani bertindak dan mengubah situasi mereka.
Kembali menurut Freire, kebiasaan patuh mendorong manusia untuk menyesuaikan diri dengan realitas, bukan untuk berintegrasi. Integrasi yang merupakan tindakan khas dari rezim demokratis yang fleksibel paling tidak memerlukan kemampuan untuk berpikir dengan kritis. Lawannya adalah adaptasi, menyesuaikan diri terhadap kebiasaan yang dipaksakan, dan dengan demikian menuntut suatu kerangka berpikir yang otoriter serta tidak kritis (Freire,1984).
Pada akhirnya, tulisan ini dimuat dalam sebuah kerangka yang dialogis. Tidak penting benar atau tidaknya hiasan yang tertulis di sini selama kita masih terus berkutat dengan “budaya bisu”. Pendidik bukanlah orang yang sangat berperan dalam sistem pendidikan, dan peserta didik bukanlah kolektor pengetahuan saja. Marilah kita buang jauh-jauh sistem yang dapat menghasilkan manusia yang mudah disetir, kurang kreatif, paternalistik dan anti dialog, serta kurang kritis.
Tentang pendidikan, dengan sederhana Brubacher dalam buku Modern Philosophy of Education mengatakan :
Pendidikan, jika bukan kekuasaan, paling sedikit adalah kekuasaan yang potensial. Pendidikan akan memberikan manusia apa yang ia tidak miliki sebelumnya; pendidikan akan memberikan alat proteksi yang selalu efektif bagi minat mereka. (Brubacher,1962)

Back

Search site

© 2009 All rights reserved.