Struggle For The Teacher Fredom

Pahitnya Kehidupan Nyata dan Pendidikan

20/12/2010 22:21

 

Oleh: Asmarahadi

Setiap pagi jam 08.30 WIB, Yono yang akrab dipanggil hadi, mengayuh sepeda onthel-nya dari Jalan Tanggulan menuju kantornya di Sawangan yang kira-kira ditempuh satu jam-an. Itulah Yono sosok seorang guru Sekolah dasar di Gombong yang mencari nafkah sebagai guru disebuah stu-satunya Sekolah dasar yang ada di daerahnya. Kerasnya kehidupan dijalani dengan keterbatasannya sebagai guru bermodalkan sepeda onthel, tetapi ini tidak menyulutkan nyalinya. Ketika bertugas mengajar dan mendidik siswanya, senantiasa ada kawan yang setia mengantarkan atau membantu. Tetapi Yono menyadari bahwa dirinya adalah satu dari sekian guru yang menjalani kehidupan dengan mencari nafkah, khususnya sebagai guru kecil terlebih di pedesaan. Keadaan ekonomi negara Indonesia yang makin memburuk disadarinya bahwa banyak siswa yang berasal dari kalangan ekonomi kelas bawah putus atau tersendat-sendat sekolahnya.  Penghasilannya selama ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari bahkan seringkali kurang.

Suatu hari aku melihat sekumpulan anak – anak sekolah bersemangat jalan menjuju sekolahnya, satu per satu aku perhatikan, ternya banyak diantara mereka yang tidak memakai sepatu bahkan dengan tas dan seragm sekolah yang mungkin sudah tidak layak lagi.  Sejenak aku berpikir ditepi jembatan sungai Kemit terlintas dalam pikiranku tentang Yono dan kawan-kawan guru yang ada di kotaku “Pendidikan di Indonesia hanya dapat dinikmati orang yang keadaan ekonominya mapan, kelas menengah ke atas. Pendidikan saat ini mau tidak mau menuntut orang dapat menggunakan internet, bukankah untuk itu butuh duit? Bagi siswa sendiri ketika ada pemberian bea siswa untuk siswa yang katanya miskin sekalipun, tetap saja mengandaikan siswa tersebut harus mengeluarkan uang yang banyak lebih dahulu untuk menjadi siswa. Belum lagi soal fasilitas pendukungnya, seperti harus membeli buku yang harga tidak murah dan jumlah yang tidak sedikit, membutuhkan lap top atau komputer dalam mengerjkan tugas-tugasnya?,lalu bagaimana dengan penampilan dalam dunia pendidikan? Ada batasan tegas yang dibangun tentang tatacara siswa harus berpakaian, karena tidak mungkin seorang siswa masuk sekolah dengan berpakaian compang camping, dan ketika siswa nekad berpakaian seperti ini pasti akan ditendang keluar.” “Kisah keberhasilan orang-orang miskin dalam dunia pendidikan hanyalah contoh kecil. Kisah semacam itu tidak dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dunia pendidikan dalam mendidik.”.

Beruntunglah kawan – kawan Yono yang hidup dikotaku,  beratnya hidup atau lebih tepatnya beratnya kenyataan hidup sebagai seorang guru dan orang yang bekerja mengantarkannya pada sebuah filosofi pendidikan, pendidikan adalah mitos, karena model pendidikan saat ini tidak akan membawa manusia pada kehidupan yang lebih baik

 

 

Back

Search site

© 2009 All rights reserved.